FF [SERIES] : BENANG MERAH ~ THE MOST BEAUTIFUL EMOTION

THE MOST BEAUTIFUL EMOTION

11058656_794353493975217_272277539544833375_n

DISCLAIMER :

Kisah ini berawal karena terinspirasi dari lirik lagu Ed Sheeran yang berjudul The A Team. Adik unyu berambut orens ini memang jagonya menciptakan lirik-lirik yang dalem (sumur kali, 😀 ). Selebihnya, semua berasal dari imjinasiku tentang dunia fantasy dan efek dari kesukaanku pada CNBLUE. Jika ada kesamaan, maka itu hanya ketidak sengajaan. Semua Cast milik Tuhan dan orang-orang yang berpengaruh di hidup mereka. Semoga mereka sehat selalu dan panjang umur. Aamiin…

Semoga Terhibur 🙂

TITLE: BLOSSOM AND DIE ~ THE MOST BEAUTIFUL EMOTION

GENRE: SAD, ROMANCE, FANTASY, ANGST

LENGTH: SERIES

AUTHOR: SUNFLOWER

PREVIOUS SERIES :

ANGELS TO FALL

LOVE IS

BLOSSOM AND DIE

Read More »

FF [SERIES] : BENANG MERAH ~ LOVE IS

LOVE IS

1549474_774435559300344_7294485475026163256_n

DISCLAIMER :

Kisah ini berawal karena terinspirasi dari lirik lagu Ed Sheeran yang berjudul The A Team. Adik unyu berambut orens ini memang jagonya menciptakan lirik-lirik yang dalem (sumur kali, 😀 ). Selebihnya semuanya berasal dari imjinasiku dan efek dari kesukaanku pada CNBLUE. Jika ada kesamaan, maka itu hanya ketidak sengajaan. Semua Cast milik Tuhan dan orang-orang yang berpengaruh di hidup mereka. Semoga mereka sehat selalu dan panjang umur. Aamiin…

Semoga Terhibur 🙂

TITLE: LOVE IS

GENRE: SAD, ROMANCE, FANTASY

LENGTH: SERIES

AUTHOR: SUNFLOWER

PREVIOUS SERIES : ANGEL TO FALL

NEXT SERIES : BLOSSOM AND DIE

THE MOST BEAUTIFUL EMOTION

CAST:

SONG JOONG KI

MOON CHAE WON

ALL OF CNBLUE MEMBERS

PicsArt_1421562258259 - Copy

 

FF : LOVE IS

Saat jatuh cinta, manusia merasa dirinya seolah  mampu menyentuh tujuh lapisan langit dan mampu menyelami samudra. Cinta juga mampu membuat manusia sanggup mengusir sosok iblis dari jiwanya dan sebaliknya cinta juga mampu menciptakan sosok iblis di bagian suci dari jiwa manusia.

Matahari mulai beranjak naik dan sebagian salju yang jatuh dari langit tadi malam mulai mencair, kalah terbakar oleh matahari yang terlalu semangat hari ini. Mungkin matahari terlalu bersemangat karena salah satu sosok malaikat telah mempertaruhkan kebahagiaannya di syurga demi seorang wanita. Telah terdengar kabar ke seluruh penjuru semesta bahwa penghuni syurga telah berkurang satu jiwa. Karena itu, matahari terlalu bersemangat menyinari pagi. Namun, bahkan semangatnya sang matahari pun tidaklah kekal. Bisa saja, beberapa jam kemudian cahayanya menyusut.

Jung Yong Hwa masih duduk di sebuah kursi di depan sebuah bed dimana Chae Won terlelap. Ia asyik menatap wajah lelap wanita di depannya. Wanita itu tertidur dengan raut yang begitu tenang seakan tadi malam Ia sama sekali tidak melalui malam yang buruknya hampir mendekati neraka.

“Apakah sangat mengasyikkan saat menatap lama padanya?” tanya sebuah suara yang tiba-tiba muncul di ruangan klinik itu. Yong Hwa menoleh ke arah datangnya suara. Terlihat di pojok ruangan klinik berdiri sesosok malaikat yang bersayap ceria. Warnanya seperti jilatan warna api, kemerahan namun kadang terlihat oranye.

Malaikat itu tersenyum pada Yong Hwa.

Yong Hwa berdiri dari duduknya kemudian berjalan menghampiri Burning Angel.
“Kau mampir?” tanya Yong Hwa setelah Ia berdiri cukup dekat dengan Burning Angel.

“Kebetulan aku sedang tidak bertugas. Bagaimana rasanya menjadi manusia?” tanya Burning Angel penasaran.

Yong Hwa tidak menjawab. Ia menunduk kemudian meletakkan telapak tangannya yang sebelah kanan pada bagian sebelah kiri dadanya.

“Entahlah, detakan yang ada di sebelah sini terasa aneh bagiku,” jawab Yong Hwa. Burning Angel tersenyum setelah mendengar itu.

“Itu jantungmu. Jantung berfungsi memompa darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuhmu,” jawab Burning bijak. Lovely Angel dan Untouchable Angel sering mengatakan bahwa Burning Angel mungkin dulunya adalah seorang bayi perempuan. Ia begitu lembut dan terkesan keibuan.

“Oh ya, aku datang ke sini ingin menyampaikan pesan dari Untouchable Angel,” kata Burning Angel.

Yong Hwa menatap Burning Angel. Ia menunggu pesan yang akan disampaikan malaikat keibuan itu. Namun Burning Angel belum memulainya. Ia melirik pada Chae Won.

“Kau yakin wanita itu sedang terlelap?” tanya Burning Angel membuat Yong Hwa menoleh dan melihat pada Chae Won.

“Aku mengetahui kebenarannya namun aku dilarang membantumu untuk itu,” kata Burning Angel.

“Entahlah aku tidak mampu menebaknya, sepertinya Ia terlelap tapi manusia paling pandai berpura-pura. Lebih baik kita berbicara di tempat lain,” ajak Yong Hwa.

Mereka berbicara di bawah sebuah pohon tepat di belakang gedung klinik yang cukup tua.

“Untouchable Angel mengatakan bahwa waktumu sebagai manusia akan berakhir dalam kisaran waktu satu kali perputaran matahari mengelilingi bumi,” kata Burning mulai menyampaikan pesan.

“Kau hanya memiliki satu kelebihan. Yaitu membaca masa lalu seseorang lewat sentuhan tangannya. Hanya itu selebihnya kau hanyalah seperti manusia biasa. Kau tidak bisa lagi terbang atau berteleportasi.”

Yong Hwa mendengar semuanya seraya menatap pepohonan rimbun di depan mereka.

“Dan ingat, dulu saat menjadi sosok malaikat kau memiliki kelemahan sekaligus kelebihan, yaitu kau mampu merasakan semua emosi yang dimiliki manusia, seperti rasa takut, benci, kecewa, iri, dan yang lainnya. Dan juga termasuk emosi special yang menghanyutkan itu…” kata Burning Angel terhenti. Yong Hwa menoleh padanya.

“Cinta,” sambung Burning Angel.
“Saat kau menjadi malaikat kau mampu mengendalikan emosi indah itu namun ketika kau menjadi manusia seperti sekarang kau tidak akan mampu mengontrol emosi itu.”

Yong Hwa menatap Burning Angel yang masih terus menatap langit seraya bercerita.

“Emosi cinta itu sangat dahsyat. Saat jatuh cinta, manusia merasa mampu menyentuh tujuh lapisan langit dan merasa mampu menyelami samudra. Cinta juga mampu membuat manusia sanggup mengusir sosok iblis dari jiwanya dan sebaliknya cinta juga mampu menciptakan sosok iblis di bagian suci dari jiwa manusia. Dan kau,” kata Burning Angel seraya menoleh pada Yong Hwa yang sedari tadi menatapnya saat berbicara.

“Saat kau jatuh cinta, sayapmu akan muncul secara tiba-tiba. Emmm… Untouchable Angel mengatakan bahwa sayapmu akan jauh lebih indah dari sebelumnya. Namun sayangnya kau tidak diperkenankan untuk jatuh cinta. Kau ingat itu!” kata Burning Angel menegaskan.

“Aku akan berusaha semampuku,” jawab Yong Hwa mantap dan percaya diri. Mendengar itu Burning Angel tertawa.

“Apakah kau yakin bisa? Aku dengar bahwa mengingkari emosi cinta yang muncul di hati jauh lebih sulit dari pada mengalahkan ribuan prajurit di medan peperangan.”

Setelah mengatakan itu, Burning Angel bersiap untuk terbang.

“Tunggu,” panggil Yong Hwa membuat Burning Angel menoleh lagi kepadanya.
“Bagaimana kau bisa mengetahui begitu banyak hal tentang cinta?” tanya Yong Hwa.

Mendengar itu, Burning Angel tersenyum kemudian Ia berjalan mendekat pada Yong Hwa. Setelah jarak mereka dekat, Ia memukul kepala Yong Hwa dengan tangannya membuat lelaki itu mengaduh.

“Jangan bertanya lagi!” katanya.

Yong Hwa masih mengaduh sakit. Ini rasa sakit pertama yang Ia rasakan.

“Bertindaklah sesuai perintah. Semoga kau terselamatkan,” katanya lagi kemudian mengepakkan sayapnya dan meninggalkan Yong Hwa.

Setelah kepergian Burning Angel, Yong Hwa kembali duduk dekat bed dimana Chae Won berbaring. Ia menatap wanita itu beberapa detik kemudian perlahan Ia meraih jemari-jemari kurus Chae Won.

Ia merasakan geli di hatinya sesaat tangannya menyentuh jemari wanita itu.

“Beginikah rasanya menyentuh? Mengapa ini begitu menyenangkan?” tanyanya dalam hati. Yong Hwa merasa bahwa setiap sentuhan yang Ia buat pada setiap manusia akan menimbulkan sensasi seperti itu di hatinya.

Kedua tangannya hangatnya menggenggam jemari-jemari dari kedua tangan dingin Chae Won.

“Baiklah,” bisiknya kemudian memejamkan matanya. Ia mulai membaca masa lalu wanita itu.

==

Song Joong Ki tengah duduk di ruangan istirahat bagi para dokter. Tangannya memegang segelas kecil kopi hangat yang tengah mengepul. Ia duduk di sana sendirian dalam jiwa sepinya. Sendirian atau di keramaian adalah hal yang sama baginya. Wajah tampannya terlihat tak berarti. Mungkin wajah itu sudah terlalu lelah menyimpan banyak beban kesedihan.

Ponselnya berdering membuatnya merogoh jubah dokternya dan meraih ponsel yang berada di sana.

“Aku menemukan flat kecil dimana Chae Won pernah tinggal,” lapor seseorang begitu Ia menjawab panggilan itu.

“Setelah bekerja, aku akan memeriksanya,” kata Joong Ki kemudian Ia mengakhiri panggilan itu.

Setelah jam bekerjanya berakhir, Joong Ki langsung menuju tempat yang dimaksud detektif bayarannya. Demi mencari keberadaan Chae Won, Ia telah setahun lamanya menggunakan jasa detektif bayaran.

Mobil Joong Ki tiba di depan gedung flat tua yang terlihat cukup kumuh dan tak terawat. Begitu turun dari mobilnya, ditektif yang sedari tadi menunggunya langsung berjalan mendekat padanya.

“Mari, “ ajak detektif itu kemudian berjalan membawa Joong Ki memasuki gedung flat.

“Inilah kamarnya,” kata detektif menunjukkan saat mereka tiba di depan ruangan milik Chae Won dulu.
Si detektif membiarkan pelanggan jasanya masuk sendirian ke dalam kamar itu.

Saat pintu kamar itu terbuka dan Ia masuk ke dalammnya, mata Joong Ki menyapu ke setiap jengkal kamar itu. Kondisi kamar begitu memprihatinkan. Kamar itu lebih tepat disebut sebagai tempat istrahat para iblis setelah lelah menggoda sisi nafsu manusia. Aura yang tampak di sana hanya ada kepedihan, kesedihan dan kehampaan. Tidak ada satu titik kehangatan pun di sana.

Joong Ki berjalan dua langkah mendekat pada ranjang kecil yang ada di sana. Ia membuka sebuah laci kecil yang ada di tepi ranjang itu. Seperti ada yang merobek bagian kiri dadanya saat mendapatkan beberapa buah alat suntik di dalam laci. Tangan bergetar Joong Ki mencoba meraih salah satu alat suntik itu. Dadanya terasa terbakar. Air matanya mengalir. Lutut lelakinya jatuh ke atas lantai. Ia bersimpuh di sana dalam tangisan. Menangis dan terus menangis hingga pundak indahnya berguncang.

“Ma..maaf…” katanya berulang-ulang. Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Penyesalan tak berguna untuk dikenang. Namun, siapa yang ingin mengenang penyesalan? Justru penyesalanlah yang menyerang syarap memory manusia dan menyiksanya secara terus menerus.

==

Yong Hwa terbangun dari tidurnya karena mencium aroma pengundang lapar. Tadi setelah membaca semua kenangan Chae Won, Ia jatuh tertidur di samping bed dimana Chae Won berbaring.

Yong Hwa mengangkat kepalanya yang bertumpu pada bed yang sudah tak berpenghuni itu. Ia menoleh ke arah dapur.
Ia sedikit sempoyongan saat mencoba berdiri dari duduknya. Ini adalah aktifitas tidur yang pertama kali Ia lakukan. Setelah berhasil mengatasi sempoyongannya, Yong Hwa berjalan menuju dapur.

“Kau sudah bangun?” tanya Chae Won riang kepadanya. Wanita itu tengah menghidangkan makanan yang baru selesai dimasaknya ke atas meja.

“Kau memakai baju pria?” tanya Yong Hwa heran dan tidak percaya melihat Chae Won yang memakai sebuah kemeja dan sweater miliknya. Untouchable Angle sudah menyediakan semua keperluan untuk Emotional Angel, termasuk baju, tempat tinggal dan duit untuk tugas ini.

“Kenapa? Kau tidak suka aku mengenakan pakaianmu? Maaf, tapi aku benar-benar harus menyalin pakaian yang kupakai semalam,” kata Chae Won merasa tidak enak.

“Bukan, aku tidak apa-apa. Hanya saja, itu terlihat…”

“Apa? Aku terlihat seksi?” tanya Chae Won mengeluarkan sisi penggodanya.

“Bu.. bukan…” Yong Hwa mulai bingung.

“Aku tau aku tidaklah secantik dulu, sekarang tubuhku sangat kurus,” kata Chae Won sedih kemudian duduk lesu di atas kursi.

Yong Hwa merasa bingung ingin menjelaskan apa yang ada di benaknya. Akhirnya, Ia hanya berdiri dan menggaruk kepalanya. Malaikat itu terlihat menawan ketika melakukan itu.

“Duduklah, aku memasak apa yang ada di kulkasmu. Mari makan,” ajak Chae Won.

“Makan?” tanya Yong Hwa.

“Kau tidak makan? Atau kau adalah Vampire yang hanya hanya menghisap darah?” tanya Chae Won.

“Bu… bukan…” kata itu kembali keluar dari mulut Yong Hwa. Chae Won tersenyum kemudian Ia berdiri dan mendekat pada Yong Hwa.

“Ayo makan, jangan membuatku terus menunggumu dan semakin kelaparan,” ajak Chae Won seraya menarik pergelangan tangan malaikat kikuk itu. Yong Hwa merasakan sensasi aneh itu lagi ketika Ia merasakan sentuhan tangan Chae Won di pergelangan tangannya.

Menu sederhana yang dimasak Chae Won terasa berkesan bagi Yong hwa. Ini adalah pertama kalinya makanan menyentuh lidahnya. Awlanya Ia kikuk saat duduk berhadapan dengan Chae Won namun kemudian Ia mulai menikmati makanannya.

“Kau menyukainya?” tanya Chae Won saat matanya menangkap Yong Hwa yang makan dengan lahap. Malaikat yang terlihat polos seperti anak kecil itu, mengangguk senang seraya melahap makanannya.

Chae Won tersenyum saat melihat kepolosan dari ekspresi rasa suka Yong Hwa. Ia tersenyum dan untuk pertama kalinya, setelah waktu lama berlalu, akhinya Ia mampu menciptakan senyuman yang mampu bersinkron dengan hatinya lagi. Sederhananya, hal kecil ini mampu membuatnya merasakan bahagia lagi setelah sekian lama mabuk dengan kepedihan.

Setelah selesai makan, Yong Hwa bersiap untuk pergi ke suatu tempat. Chae Won sudah membereskan sisa sarapan mereka. Saat Yong Hwa keluar dari kamarnya, wanita itu telah mengganti bajunya kembali dengan pakaian yang Ia pakai tadi malam.

“Kenapa kau mengganti pakaianmu? Aku tidak apa-apa, maksudku, aku suka saat kau mengenakan pakaianku. Lagi pula, pakaianmu ini tidak cukup hangat,” kata Yong Hwa.

Chae Won tersenyum.
“Aku harus pergi karena itu,”

“Jangan!” larang Yong Hwa mengejutkan Chae Won.
“Jangan pergi, kau harus tetap di sini untuk memasakkanku makanan selezat tadi. Kalau kau pergi aku akan kelaparan, aku sama sekali tidak bisa memasak,” kata Yong Hwa jujur. Selain itu, Ia juga harus membuat Joong Ki dan Chae Won bertemu dengan segala kefanaannya sebagai sosok manusia. Namun, Ia tidak bisa mengatakan itu pada Chae Won.

Chae Won terdiam namun kemudian Ia tersenyum. Ia merasa sedang berhadapan dengan seorang lelaki dewasa yang cukup polos.

“Kau bisa mencari seorang asisten,” jawab Chae Won.

“Itu akan terasa berbeda,” kata Yong Hwa kecewa.

“Aku mohon jangan pergi, tetaplah di sini menjaga klinikku dan menungguku selama aku pergi,” pinta Yong Hwa.

Chae Won menatap Yong Hwa. Ia mulai penasaran sebenarnya apa yang membuat lelaki ini menahannya pergi. Ia melipat kedua tangannya di dada seraya melihat selidik pada Yong Hwa. Lelaki itu terlihat salah tingkah karena ditatap seperti itu oleh seorang wanita cantik.

Yong Hwa menarik napas dalam. Ia merasa sirkulasi pernapasannya cukup terganggu karena detakan-detakan keras yang ada di bagian dada sebelah kirinya.

“Apa kau menyukaiku?” tanya Chae Won dengan tatapan penuh selidik.

Yong Hwa terlihat bingung.
“Apa rasa suka dan cinta sama? Karena jika berbeda, benar, aku menyukaimu,” jawab Yong Hwa.

“Apa kau sekarang sedang berpura-pura terlihat polos di depan wanita hina sepertiku?” tanya Chae Won seraya melangkah mendekat pada Yong Hwa.
“Kau mencoba menarik rasa kagumku dengan berpura-pura seperti ini? YA! Jika kau ingin meniduriku kau tinggal memintanya!” bentak Chae Won namun Ia tetap terperanjak saat hidungnya bertemu dengan dagu Yong Hwa. Lelaki itu sama sekali tidak berjalan mundur saat Chae Won mendekatinya. Chae Won mengira bahwa lelaki polos itu pasti akan takut dan melangkah mundur karena tidak tahan dengan situasi aneh itu.

Chae Won menjauhkan tubuhnya dari Yong Hwa. Ia menelan apa yang ada di mulutnya. Ia benar-benar merasa kaku sekarang dan jantung berdetak dengan liar tak terkendali.

“Aku mohon tetaplah di sini. Tetaplah tinggal di sini. Aku memintamu untuk tetap di sini karena aku memintamu.”
Setelah mengatakan itu, Yong Hwa menanti apakah ada lagi yang ingin dikatakan wanita di depannya namun wanita itu membisu.

“Baiklah, aku pergi,” kata Yong Hwa kemudian berjalan menuju pintu klinik dan menghilang di balik pintu itu meninggalkan Chae Won yang masih mencoba menetralisir detakan jantungnya.

Di balik pintu Yong Hwa juga mencoba menarik napas beberapa kali sebelum Ia melangkah menjauh dari pintu.

“Perasaan apakah tadi?” tanyanya bingung seraya mengayunkan kakinya berjalan cepat.

==

Yong Hwa duduk menunggu bus di sebuah halte. Ia akan mendatangi rumah sakit dimana Joong Ki bekerja. Ia belum tahu bagaimana cara Ia menjelaskan pada Joong Ki jika wanita yang dicari Joong Ki sekarang berada di kliniknya. Untouchable Angel berpesan agar pertemuan Joong Ki dan Chae Won dibuat sealami mungkin.

Yong Hwa berencana untuk memulai pertemanan dengan Joong Ki kemudian entah bagaimana suatu hari Joong Ki mengunjungi kliniknya kemudian dua manusia itu akan bertemu lagi. Semoga rencana ini berlangsung sesuai dengan yang diinginkannya.

Yong Hwa terlihat termenung saat menyusun rencananya hingga Ia melewatkan sebuah bus yang akan menuju rumah sakit dimana Joong Ki bekerja.

Ia berteriak dan berlari mencoba mengejar bus itu namun supir bus tidak mendengar teriakannya. Karena lelah berlari, akhirnya Ia menghentikan ayunan kakinya dan menunduk mencoba menarik napas kecapean.

“Hah, seharusnya Untouchable Angel juga menyediakan mobil untukku,” keluhnya dalam hati.

Setengah jam kemudian baru Ia menemukan sebuah bus yang menuju tempat yang diinginkannya. Ia mulai bersemangat begitu tiba di rumah sakit, namun Ia mulai lesu saat menanyakan keberadaan Joong Ki yang ternyata jam kerjanya dimulai pada jam delapan malam. Dengan langkah gontai, Ia keluar dari rumah sakit.

Yong Hwa ingin mendatangi rumah Joong Ki namun itu akan menjadi pertemuan aneh dan tidak natural lagi.

“Ternyata tidak sesederhana yang aku pikirkan,” keluh Yong Hwa saat Ia duduk di bangku halte lagi. Saat menjadi malaikat dulu, Ia bisa menyelesaikan semua tugasnya dengan mudah dan tanpa hambatan. Ia bisa terbang dan berteleportasi kemana pun dan kapan pun. Ia juga hanya menjentikkan ibu jarinya dan jari telunjukknya saat ingin membuat manusia melakukan sesuatu.

Ponselnya berdering. Yong Hwa meraih ponselnya dan menjawab panggilan itu.

“Hallo, dengan siapakah saya berbicara?” tanyanya formal. Tidak ada jawaban dari panggilan itu selain suara tawa yang panjang.

“Hallo, siapakah ini?” tanya Yong Hwa bingung.

“Kau benar-benar unik, apa kau tidak mengenali nomor klinikmu? Ini aku Chae Won. Ah maksudku wanita yang sedang memakai kemeja dan sewatermu,” jawab penelpon.

Chae Won memang belum sempat memperkenalkan dirinya pada lelaki yang sudah menolongnya.

“Bagaimana kau tau nomor ponselku?”

“Bukankah kau menempelkan note kecil di pintu kulkas? Disitu tertera nomor ponselmu,” jawab Chae Won.

“Aku tidak…”

“Ah, sudahlah! Kau harus segera pulang! Ada beberapa pasien yang ingin bertemu dengamu,” kata Chae Won seraya menutup panggilan.

“Pasien?” tanya Yong Hwa. Ia lupa jika Ia adalah seorang dokter.

“Benar, bukankah kau seorang dokter?” jawab seorang pria yang duduk di ujung bangku. Entah mulai sejak kapan lelaki itu duduk di sana.

Yong Hwa menoleh pada lelaki yang mengenakan setelan pakaian pria yang semuanya berwarna putih.

“Kau,” kata Yong Hwa tidak percaya.

“Benar, aku sedang menyamar menjadi manusia untuk menyampaikan pesan Untouhable Angel untukmu. Jangan panggil aku Lovely, panggil aku Kang Min Hyuk-ssi!” perintah Lovely Angel.

“Baiklah, Kang Min Hyuk-ssi, apakah pesan itu?” tanya Yong Hwa.

“Dengar, satu kali putaran matahari itu cukup lama. Selama kau menjadi manusia kau harus beramal dengan menggunakan profesimu sebagai dokter. Kau harus merawat dan menyembuhkan manusia yang sakit dan tidak memiliki biaya untuk ke rumah sakit,” kata Lovely Angel.

“Kemudian,” katanya seraya menoleh tajam pada Yong Hwa. Halte yang hanya dihuni dua mahkluk ghaib itu terasa mistik ketika keduanya saling bertatapan tajam.

“Kau, dilarang jatuh cinta!”

“Aku sudah mendengar itu Burning Angel,” jawab Yong Hwa.

“Aku hanya ingin mengingatkanmu! Kau kira kami tidak mengetahui setiap rasa yang muncul di hatimu mulai pagi ini?” tanya Lovely Angel.

Yong Hwa tidak menjawab. Ia hanya mencoba menutupi rasa khawatirnya dengan tidak berpaling dari tatapan tajam Lovely Angel. Rasa khawatir akan debaran aneh pagi tadi.

“Berhati-hatilah dengan emosi aneh itu,” saran Lovely Angel kemudian, “Plup!” Ia menghilang dalam satu hitungan detik.

“Apakah debaran aneh pagi tadi merupakan satu dari efek cinta?” tanya Yong Hwa bingung.
“Hei! Kau harus segera pulang! Banyak pasien yang menunggumu!” Tiba-tiba sebuah suara aneh mengejutkan Yong Hwa. Ia pun buru-buru menjegat sebuah taksi yang kebetulan lewat.

==

Saat tiba di kliniknya, ternyata di sana sudah ada sepuluh pasien yang ingin berobat. Para pasien mengatakan bahwa mereka menemukan sebuah kertas pengumuman yang di tempelkan di banyak tempat. Kertas itu mengumumkan bahwa telah dibuka sebuah klinik yang hanya menerima bayaran semampu pasien.

Yong Hwa pun mulai memeriksa satu persatu pasien, menganalisis penyakit mereka kemudian meresepkan obat mereka  dengan dibantu Chae Won.

“Apakah kalian pasangan menikah?” tanya seorang ibu tua yang merupakan pasien ke lima belas.

“Bukan,” jawab Chae Won lembut. Yong Hwa terlihat menikmati kelembutan senyuman wanita itu.

“Lalu?” tanya Ibu tua itu lagi.

“Kami hanya rekan kerja,” jawab Chae Won santun.

“Oh, sayang sekali,” kata Ibu itu kemudian Ia tertawa kecil.

Pasien mulai sepi ketika hari sudah malam. Yong Hwa dan Chae Won duduk di bangku tunggu setelah mengantar pasien terakhir menuju pintu keluar klinik. Mereka sama-sama terlihat lelah.

“Apa kau lapar?” tanya Chae Won seraya menoleh pada pria yang duduk di sampingnya.

“Sangat,” jawab Yong Hwa seraya melihat pada Chae Won.

“Baiklah, aku akan memasak sesuatu,” kata Chae Won dan berdiri dari duduknya namun Yong Hwa menarik tangan Chae Won.
“Duduklah sebentar lagi. Bukankah kau merasa lelah?” tanya Yong Hwa. Chae Won akhirnya kembali duduk namun lelaki itu masih memegang pergelangan tangannya. Chae Won menarik tangannya lembut membuat Yong Hwa tersadar dan melepaskan pegangannya.

“Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Yong Hwa.

“Tentu,” jawab Chae Won dengan matanya yang menatap lurus pada sepasang mata milik Yong Hwa.

“Bisakah kau menjelaskan padaku apa cinta itu?” tanya Yong Hwa dengan ekspresi serius dan penuh harapan.

Chae Won terdiam. Ia merasa aneh dengan pertanyaan Yong Hwa. Namun, entah bagaimana Ia mampu memahaminya.

“Kau sedang jatuh cinta?” tanya Chae Won. Ada bagian hatinya yang ngilu saat Ia mengutarakan pertanyaannya.

Yong Hwa menyandarkan pundaknya pada sandaran bangku kemudian menatap ke depan.
“Entahlah,” jawabnya.

“Bagiku cinta adalah sehelai benang takdir kehidupan manusia. Hanya sehelai di antara ribuan benang takdir. Benang itu akan muncul ke permukaan seperti lumba-lumba yang meloncat dari dalam laut dan mencoba menyentuh langit walau Ia sama sekali tidaklah menyentuh langit. Benang dari satu manusia akan saling mengait dengan benang dari manusia yang lain ketika keduanya saling jatuh cinta. Benang-benang itu bisa bersatu menjadi satu namun mereka juga bisa terpisah.”

Yong Hwa menoleh pada Chae Won.
“Namun, bagaimana jika benang itu hanya muncul namun tidak mampu menyatu dengan benang tujuannya?” tanya Yong Hwa.

“Benang cinta sangat indah jadi benang itu hanya akan menghiasi semesta hingga kemudian Ia musnah dalam waku yang tidak bisa ditentukan. Kelak, akan muncul lagi benang cinta yang lain,” jawab Chae Won.

Kemudian meraka saling diam. Yong Hwa terlalu sibuk memikirkan kenapa Untouchabale Angel terus mengingatkannya agar tidak jatuh cinta. Kemudian, Ia juga terus memikirkan apa maksud perkataan Lovely Angel siang tadi padanya. Perkataan Lovely Angel bahwa mereka mengetahui apa yang Ia rasakan sejak pagi tadi. Ia mulai menerka-nerka apakah pagi tadi Ia merasakan cinta.

“Terimakasih,” kata Yong Hwa dan menoleh pada Chae Won.

“Buat apa?” tanya Chae Won.

“Kau sudah membantuku sedikit memahami cinta,” jawab Yong Hwa.

“Sedikit?” tanya Chae Won. Yong Hwa mengangguk.
“Hanya sedikit?” tanya Chae Won lagi memastikan.

“Benar,” jawab Yong Hwa.
Chae Won tersenyum, “Syukurlah jika kau merasa terbantu walaupun itu sedikit,” katanya.
“Aku juga ingin mengucapkan terimakasih karena membawaku pada kegiatan menyenangkan seperti tadi,” kata Chae Won tersenyum.

“Kau menyukainya?” tanya Yong Hwa.

“Sangat,” jawab Chae Won tersenyum. Yong Hwa menikmati senyuman itu.

“Kenapa menjadi manusia begitu menyenangkan saat aku berada di dekatnya?” tanya Yong Hwa dalam hatinya.

Tiga malaikat yang tengah bertengger di atas atap klinik saling menatap dan melempar rasa kesal mereka pada Emotional Angel.

“Apakah ini cinta?” tanya Yong Hwa lagi dalam hatinya saat melihat pungung Chae Won yang menjauh menuju dapur untuk menyiapkan makan malam mereka.

TO Be Continued.

Senang bisa menulis ff dengan cast Yong Hwa lagi..
Hihihihihihi ChaeKi moment masih nihil di sini..
Plis tunggu next series nya ya… 😀
Aku sebagai penulis amatiran sangat senang jika yang membaca membubuhi komentarnya pada tulisan ini… dimana pun itu, di pesbuk atau di sini..
Let, me tell you my secret, komentarmu adalah napas semangatku untuk menulis…
Makasih sudah mampir, chingu 🙂

FF [SERIES] : BENANG MERAH ~ ANGELS TO FALL

ANGELS TO FALL

1549474_774435559300344_7294485475026163256_n

DISCLAIMER :

Kisah ini terinspirasi dari lirik lagu Ed Sheeran yang berjudul The A Team. Adik unyu berambut orens ini memang jagonya menciptakan lirik-lirik yang dalem (sumur kali, 😀 ). Selebihnya semuanya berasal dari imjinasiku dan efek dari kesukaanku pada CNBLUE. Jika ada kesamaan, maka itu hanya ketidak sengajaan. Semua Cast milik Tuhan dan orang-orang yang berpengaruh di hidup mereka. Semoga mereka sehat selalu dan panjang umur.

Semoga Terhibur 🙂

TITLE: ANGELS TO FALL

GENRE: SAD, ROMANCE, ANGST, FANTASY

LENGTH: SERIES

AUTHOR: SUNFLOWER

NEXT SERIES:

LOVE IS

BLOSSOM AND DIE

THE MOST BEAUTIFUL EMOTION

Read More »

[FF TERRENCE] Miracle Of love | Chapter 1

Tittle:  Miracle of love

Author:  Liz maniez

Genre:  Romance, Friendship, Family

Length:  Chapter

Rating:  PG 16

Main cast:  Song Joong Ki, Moon Chae Won (Moon Fitria)

Cast: Park Shin Hye, Member CNBLUE, Song Ji Hyo, Kang Gary, Cha Hye Rim (OC), Other cast

Disclaimmer: Fan Fiction ini murni dari imajinasi aku sendiri, ini FF pertamaku, dan masih belajar he..he..khususnya untuk chingudeul ki aile di indonesia, FF ini terinspirasi dari lagunya alm ustd jefry al bukhori  bidadari surga, mohon maaf chingu bila masih banyak salah & kekurangan dalam pembuatan FF ku ini,,, jangan lupa tinggalkan komentarnya chingu, don’t be silent readers Ok,,,

MOL

Read More »